Langsung ke konten utama

Wereng Hijau (Nephotettix Virescens)


  A.   
Klasifikasi
                                                                                                                             
A. Klasifikasi
Menurut Kalshoven (1981), wereng hijau (Nephotettix virescens Distant) termasuk ke dalam :
                               Kingdom           : Animalia
                               Filum                 : Arthropoda
                               Kelas                 : Insekta
                               Ordo                  : Homoptera
                               Famili                : Cicadellidae
                               Genus                : Nephotettix
                               Spesies              : Nephotettix virescens Distant

     B.     Siklus hidup Wereng Hijau

1.      Telur
                   Telur wereng hijau berbentuk lingkaran memanjang dan agak meruncing pada kedua ujungnya.Telur yang gres diletakkan berwarna bening, lalu menjadi putih kekuning-kuningan. Pada umur 2 atau 3 hari dua bintik merah mulai tampak pada salah satu ujungnya.Bintik tersebut lebih kasatmata pada umur yang lebih bau tanah dan ini merupakan mata facet embrio (Fachruddin, 1980).
                   Masa inkubasi telur antara 6 – 10 hari. Perkembangan 29º - 35ºC, dengan masa inkubasi 6,3 - 7,3 hari. Pada suhu yang lebih rendah masa inkubasi bertambah lama.Sebagian besar telur menetas diwaktu pagi antara pukul 06.00 hingga 12.00, namun pada suhu rendah (20ºC) waktu penetasan telur tersebar dari pagi hingga sore hati (Gallagher, 1991).


2.      Nimfa
                   Nimfa N. virescens terdiri atas 5 instar yang berlangsung keseluruhannya selama 13-18 hari. Nimfa muda berwarna putih kekuningan.Setelah berganti kulit warnanya menjadi kuning atau hijau kekuningan hingga hijau terang. Setiap kali akan berganti kulit nimfa tidak aktif dan tetap pada tempatnya. Nimfa dari telur yang menetas akan segera bergerak menuju ke cuilan atas flora dan berkumpul pada cuilan bawah daun tua. Pada instar ke-2 dan seterusnya nimfa-nimfa tersebut merata pada daun padi. Pada flora yang layu nimfa berkumpul pada cuilan pangkal pelepah daun (Hibino, 1987).

3.      Imago
                   Wereng hijau yang gres menjadi cukup umur berwarna kekuning-kuningan.Warna tersebut secara sedikit demi sedikit bermetamorfosis hijau kekuning-kuningan yang kesudahannya bermetamorfosis hijau dalam waktu ± 3 jam. Wereng hijau menjadi cukup umur pada waktu pagi. Imago jantan dan betina sanggup hidup hingga 20 hari. Imago wereng hijau memiliki tanda pada sayap cuilan bawah yang lebih hitam dibanding dengan yang lain. Wereng hijau betina sanggup menghasilkan telur hingga 300 butir. Produksi telur wereng hijau yang tertinggi terjadi pada suhu antara 29º- 33º C. Pada suhu 20º C imago betina mati sebelum bertelur, sedangkan pada suhu 35º C produksi telur rata-rata rendah alasannya yakni masa imago leih pendek pada suhu itu (Fachruddin, 1980).

    C.     Ekobiologi
Ø  Umumnya ditemukan pada padi sawah irigasi dan tadah hujan, tidak pada padi gogo.
Ø  Jarang menjadikan kerusakan.
Ø  Merupakan vektor virus tungro.
Ø  Populasi hanya meningkat pd ketika tanam hingga pembentukan malai.
Ø  Siklus hidup 23 – 30 hari.
Ø  Serangga cukup umur berukuran panjang 3 – 5 mm.
Ø  Berwarna hijau cerah dengan citra hitam bervariasi.
Ø  Telur diletakan didalam tulang daun pada daun bendera atau pelepah daun.

    D.    Gejala Serangan
                   Wereng hijau lebih menyukai menghisap cairan flora pada daun cuilan pinggir. Sangat menyukai flora yg dipupuk dengan pupuk unsur nitrogen takaran tinggi. Gejala kerusakan yang ditimbulkan yakni flora menjadi kerdil, anakan yang dihasilkan berkurang dan daun bermetamorfosis kuning hingga kuning oranye.

E.     Pencegahan
1.    Pengaturan contoh tanam (tanam serentak, pergiliran flora yang bukan satu family dan pergiliran varietas)
2.      Penggunaan varietas yang tahan.

F.      Pengendalian
Tindakan pengendalian dilakukan kalau sudah terlihat tanda-tanda tungro.
1.      Pengendalian hayati dengan memakai patogen serangga Beauveria bassiana.
2.      Pemupukan N yang tepat
Pemupukan N hiperbola menyebab-kan flora menjadi lemah, gampang terjangkit wereng hijau sehingga memudahkan terjadi inveksi tungro, oleh alasannya yakni itu penggunaan pupuk N harus menurut pengamatan dengan Bagan Warna Daun (BWD) untuk mengetahui waktu pemupukan yang paling tepat.
3.      Menanam varietas Tahan
Varietas tahan artinya bisa mempertahankan diri dari benjol virus dan atau penularan virus oleh wereng hijau.Walaupun terserang, varietas tahan tidak menunjukkan kerusakan fatal, sehingga sanggup menghasilkan secara normal.
4.      Penanaman serempak
Bertanam serempak akan memutus siklus hidup wereng hijau dan keberadaan sumber inokulum.

5.      Pengendalian dengan cara penyemprotan insektisida yg dianjurkan berbahan aktif : BPMC (Bassa, Kiltop), Buprofezin (Applaud), Imidaklroprid (Confidor), Carbofurant, MIPC  (Mipcin, Dharmacin), Tiametoksam (Actara).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pasca Panen Flora Kedelai

BAB I PENDAHULUAN A.     Latar belakang Kedelai merupakan materi tumbuhan kacang-kacangan yang penting sebagai sumber protein nabati. Kedelai sebagai sumber materi protein nabati sanggup diolah menjadi aneka macam bentuk produk olahan menyerupai tempe, tahu, kecap dan tauco yang lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia. Selain itu juga kedelai sanggup diolah menjadi minyak kedelai, tepung kedelai, susu kedelai dan sebagainya. Dengan perkembagannya peternakan kedelai juga sanggup dimanfaatkan sebagai makanan ternak dalam bentuk tepung kedelai, bungkil kedelai dan ampas tahu. Penangan pasca panen pada tumbuhan sangatlah penting dilakukan dengan sebaik-baiknya biar kualitas produk tetap terjaga. Pada proses pemasaran, nilai suatu produk di tentukan oleh cara kita menangani produk tersebut sesudah panen dengan aneka macam macam teknik dan cara yang tepat, tergantung dari jenis produk yang kita kelola. Pasca panen sendiri bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu pro...

Bioekologi Ulat Tanah (Agrotis Ipsilon)

I.                    PENDAHULUAN             Ulat tanah sebetulnya merupakan serangga hama yang bersifat polifag, jadi tidak hanya menyerang pertanaman tomat tetapi juga jenis flora lain. Namun demikian peranan ulat tanah sebagai hama tomat mulai dirasakan serius semenjak sekitar tahun 1983 dimana mendadak menyerang pertanaman tomat secara luas di daerah pulau Jawa. Setelah itu terjadi ledakan populasi ulat grayak di beberapa daerah pertanian tomat di Jawa maupun luar Jawa.                         Pada umumnya ledakan populasi ulat tanah pada perkebunan tomat terjadi pada awal-awal demam isu hujan sehabis demam isu kemarau panjang, ibarat th. 1988, 1993, dan 1998 di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi selatan. Oleh seba...

Cara Menanam Tanaman Buah Ceri Yang Baik

Buah Ceri (cherry) merupakan jenis buah yang banyak dipakai sebagai penghias kue, asal tumbuhan buah cherry ini yaitu australia dan ketika ini sudah banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah ini juga mempunyai banyak varian, ada yang mempunyai rasa manis (prunus Avium), rasa asam (prunus cerasus), dan bahkan ada yang pahit (prunus emarginata). Tanaman buah ini menyukai iklim yang dingin, sehingga paling cocok dibudidayakan di tempat pegunungan menyerupai jawa barat dan tempat lain yang beriklim dingin, namun kini sudah banyak jenis cherry yang sanggup dibudidayakan di tempat beriklim panas menyerupai Cherry Beach. Dikutip dari wikipedia, bahwa buah ceri mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan jikalau dikonsumsi.  Beberapa manfaat buah cherry bagi kesehatan diantaranya Buah ceri mengandung antosianin, yaitu pigmen warna merah yang baik untuk kesehatan lantaran merupakan antioksidan. Selain itu, rutin mengkonsumsi buah ceri setiap hari sanggup menurunkan jumlah kadar asam urat ...